SMAM3SDA.SCH.ID – Suasana Masjid An-Nur Kompleks Perguruan Muhammadiyah Sidoarjo, Jl. Mojopahit 6666, tampak berbeda pada Ahad pagi (30/11/2025). Ratusan jamaah dari berbagai penjuru Kabupaten Sidoarjo memadati ruang utama masjid dalam agenda Tabligh Akbar Semarak Milad ke-113 Muhammadiyah, yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo bersama Majelis Tabligh.
Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Dr.Waluyo, LC, MA menjadi pemateri Tabligh Akbar Milad Muhammadiyah ke 113 di Masjid An Nur Sidoarjo (Zulkifli)
Tabligh Akbar menghadirkan narasumber dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Dr. Waluyo, Lc., MA, dengan mengusung tema “Masjid sebagai Gerakan Ilmu, Dakwah, dan Kesejahteraan Umat.”
Turut hadir Ketua PDM Sidoarjo beserta jajarannya, Rektor Umsida, PCM, PRM, Pimpinan AUM, Gukar dan PCA, PRA se-Sidoarjo, serta warga dan simpatisan Muhammadiyah. Acara dipandu oleh Rozaq Akbar, S.Fil.I, M.Pd., Kepala SMP Muhammadiyah 4 Porong, yang piawai membawa alur kegiatan dengan hangat dan runtut.
Bangga atas Antusias Warga Muhammadiyah
Dalam sambutannya, Ketua PDM Sidoarjo Prof. Dzo’ul Milal, M.Pd., menyampaikan rasa bangga dan syukur atas antusias jamaah yang hadir.
“Hari ini kita merayakan Milad Muhammadiyah ke-113 dengan semangat memajukan kesejahteraan bangsa. Terima kasih atas kehadiran bapak-ibu semua. Semoga membawa berkah dan ridho Allah,” ujarnya.
Guru Besar Sastra Inggris UIN Sunan Ampel itu juga menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan milad meliputi pengajian, penguatan organisasi, serta pengukuhan pengurus KBIH dan Umroh Jabal Nur.
Pengukuhan Pengurus KBIHU Jabal Nur 2025–2029
Acara berlanjut dengan pembacaan Surat Keputusan PDM Sidoarjo Nomor 23/KIP/3.0/D/2025 tentang susunan pengurus KBIHU Jabal Nur yang dilantik untuk masa jabatan 2025–2029. Pembacaan SK dilakukan oleh Sekretaris PDM Sidoarjo, H. Burhanuddin, M.Pd.
Adapun susunan pengurus KBIHU Jabal Nur 2025-2029 :
Penasehat :
1. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo
2. Lembaga Pembinaan Haji dan Umroh Daerah Muhammadiyah Sidoarjo
3. Prof. Ahmad Zuhdi, M.Phil
4. Dr. Sam’un, M.Ag
Pengurus Harian :
Ketua: Ir. H. Ahmadi Jauhari
Wakil Ketua 1: H. Muhammad Tamami
Wakil Ketua 2 : H. Aunila, S.Pd., MM., MSc
Sekretaris 1: Hj. Didin Widya Astuti, M.Pd.
Sekretaris 2 : Hj. Erti Akmayanti
Bendahara : Hj. Ermi Subekti, S.Hud.
Masjid sebagai Pusat Kesejahteraan Umat
Sebelum memulai materi pengajian, Dr. Waluyo mengucapkan selamat kepada pengurus KBIHU yang baru saja dikukuhkan. Ia menegaskan pentingnya amanah dan profesionalitas dalam memberikan pelayanan ibadah haji dan umrah kepada masyarakat.
Dalam ceramahnya, ia mengajak jamaah untuk merenungkan kembali peran dan kesejahteraan para penggerak masjid — mulai dari guru TPQ, marbot, hingga takmir.
“Bagaimana kita bisa mengusung tema memajukan kesejahteraan bangsa jika guru TPA kita masih digaji 300–500 ribu rupiah per bulan? Apakah cukup untuk kebutuhan sehari-hari? Ini pertanyaan besar bagi kita semua,” tegasnya.
Ia menyampaikan bahwa di bawah PDM Sidoarjo terdapat 232 masjid dan mushala Muhammadiyah, sebagian besar memiliki TPQ dan Pendidikan Diniyah. Namun tidak semua mampu memberikan insentif yang layak bagi gurunya.
Masjid : Amal Usaha yang Belum Terkelola Optimal
Dr. Waluyo menyoroti bahwa sebagian amal usaha Muhammadiyah seperti sekolah dan perguruan tinggi sudah maju karena memiliki tata kelola dan standar yang jelas. Namun kondisi berbeda terjadi pada masjid.
“Masjid itu disebut langsung dalam Al-Qur'an. Tapi pengelolaan masjid di Muhammadiyah baru tertata pada 2024, sedangkan sekolah dan kampus sudah puluhan tahun memiliki sistem. Wajar jika masjid sering jadi ‘anak tiri’,” ujarnya.
Ia menyebutkan tiga pedoman resmi yang telah disusun Muhammadiyah terkait tata kelola masjid :
1. Pedoman Masjid dan Mushala PP Muhammadiyah Nomor 2 Tahun 2024
2. Ketentuan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah
3. Pedoman LPCRPM (Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid)
Ketiga pedoman ini, menurutnya, adalah “kitab suci” dalam pengelolaan masjid Muhammadiyah.
Menapak Jejak Rasulullah : Memakmurkan Masjid Secara Menyeluruh
Mengutip sirah Nabawiyah, Dr. Waluyo mengingatkan bahwa Rasulullah SAW mendirikan masjid sebagai pusat ilmu, dakwah, dan peradaban. Pada masa Umar bin Khattab, fungsi masjid semakin diperkuat sebagai pusat kehidupan masyarakat.
Ia menekankan bahwa memakmurkan masjid bukan hanya soal kegiatan ibadah, tetapi juga tata kelola profesional, kebersihan, kenyamanan, dan kesejahteraan pengurusnya.
“Masih ada masjid kita yang baunya pesing atau tidak terawat. Ini menjadi tugas besar kita. Mengelola masjid bukan sekadar membicarakannya dalam pengajian, tetapi menatanya betul-betul dengan sistem,” serunya.
Penutup
Melalui Tabligh Akbar ini, PDM Sidoarjo ingin menguatkan kembali peran masjid sebagai pusat gerakan Muhammadiyah : mulai dari dakwah, pendidikan, hingga kesejahteraan umat. Dengan pedoman baru yang telah disahkan, Muhammadiyah berharap seluruh masjid dan mushala dapat dikelola lebih profesional dan memberi manfaat yang lebih luas bagi jamaah.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan harapan agar Milad ke-113 Muhammadiyah menjadi momentum memperkuat gerakan memakmurkan masjid di seluruh penjuru negeri. (*)
Penulis : Zulkifli
Leave a Reply