SMAM3SDA.SCH.ID – Pelaksanaan upacara bendera pada Senin pagi (15/9/2025) di SMA Muhammadiyah 3 (Smamuga) Tulangan Sidoarjo berlangsung khidmat sekaligus berbeda dari biasanya. Tak sekadar seremonial, upacara kali ini sarat dengan pesan moral dan spiritual yang disampaikan oleh pembina upacara, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Ahmad Alfarizi MPd.
Siswa siswi Smamuga mengikuti upacara bendera senin Pagi (15/9/2025) dengan penuh khidmat (Foto/Dok : Zulkifli)
Pagi itu, tepat pukul 06.50 WIB, siswa-siswi Smamuga usai melaksanakan kegiatan mengaji pagi kemudian berbaris rapi di halaman sekolah. Mereka dibagi dalam kelompok putra dan putri. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Delta Surya Ni Wahyu MPd, bahkan turut memastikan seluruh siswa mengikuti upacara dengan memanggil mereka melalui pengeras suara. Guru Bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas juga ikut mengecek kelas, memastikan tidak ada siswa yang tertinggal, kecuali yang berhalangan karena sakit.
Pada kesempatan kali ini, kelas XI B1 bertugas sebagai pelaksana upacara. Dengan persiapan matang, mereka mampu menjalankan tugas dengan baik tanpa hambatan. Hal ini mendapat apresiasi langsung dari Ahmad Alfarizi yang menyebut penampilan para petugas sangat sukses dan membanggakan.
“Saya atas nama pimpinan mengucapkan terima kasih kepada seluruh siswa, guru, dan petugas upacara hari ini yang telah menampilkan dan mengikuti jalannya upacara dengan sangat baik,” ujarnya sambil mengacungkan jempol tanda apresiasi.
Majelis Guru bersama siswa mengikuti upacara bendera senin Pagi (15/9/2025) dengan penuh khidmat (Foto/Dok : Zulkifli)
Gerakan Infak Siswa (GISWA)
Dalam amanatnya, Alfarizi juga menekankan pentingnya budaya berbagi melalui program Gerakan Infak Siswa (Giswa). Program ini merupakan kelanjutan dari gerakan infak guru dan karyawan yang sudah berjalan sebelumnya. Ia menegaskan bahwa infak dan sedekah memiliki kekuatan besar, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Ia mengutip firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 261 tentang balasan pahala bagi orang-orang yang berinfak. Alfarizi juga mencontohkan bagaimana sedekah sekecil apa pun bisa menjadi penolak bala.
“Bayangkan, Rp2.000 dari setiap siswa saja jika dikalikan 360 siswa, maka terkumpul Rp720.000 setiap hari. Uang ini bisa sangat bermanfaat, termasuk membantu teman-teman yang kurang mampu,” tegasnya.
Pesan Menjaga Fitrah dan Kehormatan Diri
Selain itu, Alfarizi juga memberikan nasihat penting mengenai fitrah manusia dan relasi antar lawan jenis. Ia mengingatkan siswa agar tidak terjebak dalam pergaulan bebas yang dapat merusak masa depan.
“Fitrah sejati adalah laki-laki tertarik pada perempuan, dan sebaliknya. Namun jangan kotori fitrah itu dengan hal-hal yang melanggar syariat. Lelaki sejati bukan yang pandai merayu atau memberi janji manis, tapi yang mampu menjaga kehormatan perempuan yang dicintainya itu hingga jenjang pernikahan, ”pesannya.
Dengan gaya dakwah yang lugas dan tegas, Alfarizi menekankan agar para siswa tidak mudah tergoda rayuan atau gombalan. Ia bahkan menyinggung fenomena kasus kriminal pembunuhan yang viral pekan lalu. Dimana yang katanya atas dasar cinta menjalin hubungan tanpa nikah secara sah hingga tinggal satu rumah, karena hanya satu hal terjadi perbuatan menghilangkan nyawa pasangannya, untuk itu saya berharap peristiwa ini sampai terulang kembali dan Mari kita ambil hikmahnya, "paparnya.
“Kalau memang sudah saling mencintai, tunggu hingga lulus SMA lalu menikah. Itu lebih baik daripada berpacaran tanpa arah yang jelas,” pungkasnya.
Upacara bendera yang berlangsung sekitar hampir satu jam itu meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Bukan hanya tentang kedisiplinan, tetapi juga pesan moral, spiritual, dan motivasi agar siswa Smamuga tumbuh menjadi generasi berakhlak mulia serta mampu menjaga kehormatan diri. (*)
Penulis : Zulkifli
Leave a Reply