SMAM3SDA.SCH.ID – Ribuan jamaah Muhammadiyah dan Aisyiyah Tulangan memenuhi halaman SMA Muhammadiyah 3 Tulangan (Smamuga) pada Ahad (9/11/2025). Mereka antusias mengikuti kajian Ahad pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tulangan yang menghadirkan Wakil Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muhammad Chairul Abduh, S.Ag., M.Si.
Dalam ceramahnya, Ustadz Chairul Abduh membawakan tema yang sangat relevan dengan kehidupan umat Islam masa kini, yakni “Bijak Bermedia Sosial.” Dengan gaya tutur yang hangat dan penuh nasihat, ia mengajak jamaah untuk merenungi bagaimana penggunaan media sosial dapat menjadi sarana kebaikan atau justru jalan menuju kebinasaan.
“Hampir setiap saat kita tak lepas dari HP. Mulai bangun tidur hingga hendak tidur lagi, tangan dan pikiran kita dikendalikan oleh layar kecil itu,” ujarnya.
Wakil Ketua PWM Jatim Muhammad Chairul Abduh S.Ag, M.Si menjadi pemateri dalam kajian ahad pagi PCM Tulangan yang bertempat di Smamuga (Zulkifli)
Menurutnya, perkembangan teknologi yang sangat pesat menjadi salah satu tantangan besar dakwah Muhammadiyah. Ia mengutip pandangan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, bahwa ada empat tantangan besar dakwah di era modern, dan salah satunya adalah pengaruh media digital terhadap perilaku umat.
Chairul Abduh menegaskan, banyak orang lalai menggunakan media sosial hingga terjerumus pada dosa ghibah, fitnah, dan ujaran kebencian. Ia bahkan mengutip peringatan seorang tokoh Muhammadiyah di Pacitan yang menyebut, “HP yang kita pegang ini bisa menjadi investor terbesar yang memasukkan kita ke neraka.”
“Kenapa? Karena dari HP ini sering keluar fitnah, gosip, dan kata-kata yang menyakiti sesama. Rasulullah SAW sudah mengingatkan bahwa orang yang bangkrut bukanlah yang tak punya harta, tapi mereka yang rajin ibadah, salat, puasa, dan zakat, namun lisannya sering menyakiti orang lain,” tegasnya.
Lebih lanjut, Abduh mengingatkan, kebiasaan masyarakat yang terlalu bergantung pada media sosial—seperti YouTube, TikTok, atau WhatsApp—dapat memengaruhi cara berpikir dan bersikap. Segala sesuatu kini dilihat dan dilakukan berdasarkan informasi digital, yang belum tentu benar.
“Istri mau masak lihat YouTube, mau ngaji lihat YouTube, bahkan mau makan pun lihat YouTube. Semua aktivitas kita dikendalikan oleh layar. Kalau tidak hati-hati, media sosial bisa memecah belah umat,” pesannya.
Dalam pandangan Islam, lanjutnya, Allah SWT dengan tegas melarang umat-Nya berpecah belah karena berita yang tidak benar, sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 103 dan Al-Hujurat ayat 6.
“Wahai orang-orang beriman, apabila datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah (tabayyun) agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena kebodohanmu,” kutipnya.
Jamaah Muhammadiyah dan Aisyiah Tulangan tampak antusias mengikuti kajian ahad pagi PCM Tulangan di Smamuga (Zulkifli)
Ustadz Chairul Abduh pun menegaskan pentingnya tabayyun—memeriksa kebenaran setiap informasi sebelum menyebarkannya. Menurutnya, kebanyakan konflik dan perpecahan, termasuk di lingkungan organisasi Islam, bermula dari “omongan yang berlebihan” dan berita yang tidak terverifikasi.
“Orang tidak akan bertengkar kalau tidak mengambil omongan yang salah. Maka di Muhammadiyah, sampaikanlah sesuatu sesuai fakta dan realita. Jangan berlebih-lebihan dan jangan asal share,” tandasnya.
Di akhir ceramahnya, ia berpesan agar warga Muhammadiyah menjadikan media sosial sebagai ladang dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan.
“Gunakan HP untuk memperluas dakwah Islam, bukan untuk menyakiti sesama. Jangan sampai HP yang kita genggam ini justru menyeret kita ke neraka,” pungkasnya disambut takbir jamaah. (*)
Penulis : Zulkifli
Leave a Reply