SMAM3SDA.SCH.ID – Pagi itu, Selasa (25/11/2025), halaman Kantor Pusat PDM Sidoarjo di Jl. Mojopahit 666B, Celep, Kecamatan Sidoarjo, dipenuhi lautan manusia. Lebih dari 1.500 guru Muhammadiyah dari tingkat SD/MI hingga SMA/SMK se-Kabupaten Sidoarjo berkumpul mengikuti Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2025.
Suasana begitu khidmat. Namun di tengah rangkaian acara tersebut, ada satu momen istimewa yang membuat keluarga besar SMA Muhammadiyah 3 Tulangan (Smamuga) diliputi rasa bangga: nama Robbiaturrahmani, S.Pd disebut sebagai Guru Terdedikasi 2025 mewakili sekolah.
Bagi sebagian orang, penghargaan adalah hasil dari perjuangan panjang yang terus diperjuangkan. Namun bagi Bu Robbi—sapaan akrabnya—penghargaan ini lahir dari perjalanan pengabdian yang ia jalani dengan hati selama lebih dari 15 tahun.
Terharu dan Tak Menyangka
Saat ditemui usai menerima sertifikat penghargaan dari Majelis Dikdasmen dan Nonformal PDM Sidoarjo, Bu Robbi tampak menahan haru. Ia mengaku tidak pernah menduga akan terpilih.
“Saya sungguh tidak menyangka. Selama ini hanya ingin mengajar dengan ikhlas, menjalankan tanggung jawab, dan mengharap ridha Allah. Semoga ini menjadi amal sholeh saya kelak,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Keikhlasan itu bukan sekadar kata-kata. Ia membuktikannya setiap hari, dalam tiap langkah pengabdian yang dijalani tanpa pamrih.
10 Kilometer Pengabdian yang Tak Pernah Berhenti
Setiap pagi, sebelum matahari muncul sempurna, roda sepeda motor Bu Robbi sudah meninggalkan rumahnya di kawasan Sumokali, Candi. Jarak 10 kilometer menuju Smamuga ia tempuh tanpa pernah sekalipun dijadikan alasan untuk terlambat, apalagi menyerah.
“Semua kembali ke hati. Kalau ingin disiplin, maka hati dan pikiran harus disetel untuk taat. Itu saja,” ujarnya lirih.
Jalan yang ia lewati setiap hari adalah saksi keteguhan seorang guru yang menjadikan tugas mendidik sebagai ibadah.
Mengajar Sambil Merawat Suami yang Stroke
Di balik ketegaran yang ia tunjukkan di sekolah, Bu Robbi sedang menjalani ujian hidup yang tidak ringan. Suaminya menderita stroke dan membutuhkan perhatian khusus. Namun amanah sebagai pendidik tidak sedikit pun ia abaikan.
Ia tetap hadir di kelas, menyapa murid-murid dengan senyuman yang sama hangatnya seperti hari-hari sebelumnya. Ketegaran inilah yang membuat banyak guru muda menjadikannya panutan.
Guru Seni yang Tak Pernah Berhenti Belajar
Meskipun berlatar belakang Sarjana Tata Busana, Bu Robbi justru menjadi salah satu motor penggerak kegiatan seni di Smamuga. Ia dengan penuh semangat membina tari, paduan suara, dan berbagai aktivitas kreativitas seni lainnya.
“Kalau ilmu itu bermanfaat untuk siswa, ya saya belajar. Tidak ada kata terlambat,” ucapnya sambil tersenyum.
Kerendahan hati itulah yang menjadikan beliau sosok guru yang dicintai banyak orang.
Kepala Sekolah : “Beliau Sangat Layak Menjadi Guru Teladan”
Kepala SMA Muhammadiyah 3 Tulangan, Hartatik, S.Pd, menyampaikan rasa bangganya atas terpilihnya Bu Robbi sebagai guru teladan tahun ini.
“Pengabdiannya luar biasa. Usianya tidak lagi muda, tetapi semangatnya justru melebihi guru-guru muda. Siswa mencintainya, guru-guru menghormatinya. Sudah sangat layak beliau mendapatkan predikat ini,” jelasnya.
Ia berharap penghargaan ini menjadi inspirasi bagi pendidik lainnya.
Humas Smamuga : “Teladan Loyalitas dan Keteguhan”
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Ahmad Alfarisi, M.Pd, turut memberikan apresiasi mendalam.
“Loyalitas dan dedikasinya luar biasa. Bu Robbi adalah bukti bahwa pengabdian tidak mengenal usia. Teruslah menginspirasi, Bu. Hadapi semua ujian dengan senyuman,” ungkapnya.
Guru Muda: “Beliau Tidak Pernah Sungkan Belajar dari Kami”
Kesederhanaan Bu Robbi juga dirasakan oleh Kiki Sugiarto, S.Pd, guru muda Bahasa Indonesia Smamuga.
“Saya sangat gembira karena ketulusan dan kerja keras Ibu Robbi mendapat pengakuan yang sangat layak. Penghargaan ini bukan sekadar gelar, tetapi cerminan dari karakter beliau yang luar biasa. Beliau tidak pernah sungkan belajar dari kami yang lebih muda,” ujar Pak Kiki, yang berdomisili di Gedangan.
Ia menambahkan bahwa Bu Robbi adalah sosok yang ramah, mudah bergaul, dan selalu terbuka terhadap hal baru.
Keteladanan yang Menyentuh Banyak Hati
Di tengah perubahan kurikulum, perkembangan teknologi, dan tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks, sosok Bu Robbi menjadi pengingat bahwa inti profesi guru tetap sama: mengabdi dengan hati dan ketulusan.
Penghargaan yang diterimanya pada Hari Guru Nasional 2025 bukan sekadar simbol prestasi, melainkan cermin perjalanan panjang seorang guru yang memilih bertahan, belajar, dan memberikan yang terbaik—tanpa pernah mengeluh meski hidup menghadirkan banyak ujian.
Hari itu, bukan hanya Bu Robbi yang bangga. Seluruh keluarga besar Smamuga ikut merasa terhormat memiliki sosok sekuat dan setulus beliau. (Z)
Penulis : Zulkifli
Leave a Reply